BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 16 Juli 2010

Trio Penyamar`3 Detektif (Part 2)

BAB II
DIFITNAH!
"Menurut saya jelas sekali si pencuri berusaha memfitnah kami," Jupiter berkata tenang.
"Sepertinya memang demikian," jawab Chief Reynolds. "Tetap saja, meskipun aku tidak
suka melakukan ini, aku harus menanyai kalian, Anak-anak, tentang di mana kalian berada
sekitar pukul sembilan tadi malam," Chief mengeluarkan pen dan buku catatan kecil.
Bob dan Pete menatap Jupiter. Mereka semua tahu bahwa pukul sembilan semalam
mereka sedang mengadakan rapat rahasia di dalam markas mereka. Markas adalah sebuah
karavan sepanjang sepuluh meter yang dibeli Titus Jones dengan harapan ia akan dapat
menjualnya lagi. Namun karena rangkanya telah rusak parah, karavan itu tidak laku-laku
hingga akhirnya Titus memberikannya kepada Jupiter untuk dijadikan tempat pertemuan
dengan teman-temannya. Perlahan-lahan selama beberapa bulan anak-anak itu
menumpukkan barang-barang rongsokan di sekitarnya dan kini karavan itu tersembunyi --
dan terlupakan -- kecuali oleh mereka.
"Kami bertiga ada di pangkalan barang bekas ini, mengadakan rapat pada pukul sembilan
tadi malam, Chief," jawab Jupiter tanpa ragu-ragu.
"Ada yang bisa membuktikannya?"
Sebagai pemimpin Trio Detektif yang penuh percaya diri dan kadang-kadang sombong,
Jupiter Jones tidak mudah bingung. Kini ia tergagap dalam menjawab.
"Eh ... tidak. Saya ... saya rasa tidak ada, sir."
Koleksi Kang Zusi
Chief Reynolds menepuk bahu Jupiter dan tersenyum. "Jangan khawatir, Nak. Kalian telah
terbukti sebagai asisten polisi yang hebat. Meskipun kalian berbalik menjadi penjahat, kalian
tidak akan begitu ceroboh."
Jupe, Pete, dan Bob berusaha tersenyum terhadap pujian itu.
"Nah, Anak-anak, sekarang aku harus mengembalikan kartu nama ini ke laboratorium
untuk pemeriksaan sidik jari. Akan kukabari kalian setelah hasilnya keluar." Setelah berkata
demikian, Chief Reynolds masuk ke mobil patrolinya. Ia memberi hormat dengan ramah
sembari memundurkan mobilnya keluar dari pangkalan barang bekas. Anak-anak
melambaikan tangan dan berdiri dengan muram, memandangi mobil Chief Reynolds
menjauh.
Begitu mobil Chief Reynolds menghilang dari pandangan, sebuah mobil sport berwarna
biru mengkilap berhenti dengan mendadak di depan gerbang, menyebabkan debu dan tanah
beterbangan di udara yang panas.
"Skinny Norris!" ujar Pete geram. "Bukan waktu yang tepat untuk kekonyolannya!"
E. Skinner Norris berusia sedikit lebih tua daripada anak-anak itu. Karena ayahnya secara
resmi bertempat tinggal di suatu negara bagian lain yang dapat dikatakan mengizinkan bayi
untuk mengemudi, Skinny dapat menyetir mobil -- sesuatu yang amat ditonjolkannya kepada
semua anak di Rocky Beach. Namun demikian, meskipun Skinny memiliki mobilnya sendiri,
yang sangat disukainya selama tinggal di Rocky Beach selama musim panas adalah mencari
tahu apa yang dilakukan Jupiter, Pete, dan Bob, dan berusaha mengganggu mereka. Ia
selalu berusaha mengalahkan Jupe dan selalu gagal. Kini ia melompat keluar dari mobilnya
dan menghampiri Trio Detektif.
"Pergi, Skinny!" tukas Bob.
"Diam kau!" Skinny menyeringai seperti seekor kucing yang baru saja menangkap seekor
burung kenari. "Jupiter McSherlock, sepertinya Anda sedang bermasalah sekarang."
Beberapa orang gerombolan Skinny yang berada di jok belakang mobil tertawa dan Skinny
mengikik seperti seekor kuda.
Jupe menampilkan muka terkejut. "Aku tak tahu apa maksudmu, Skinny," katanya polos,
mengangkat bahu.
"Yang benar saja!" tukas Skinny, "Semua orang di kota ini tahu kalian yang
melakukannya! Mereka menemukan kartu nama kalian di lokasi kejahatan!" Skinny mencibir.
"Suatu informasi yang menarik, Skinny," kata Jupiter, mengedipkan mata kepada Bob
dan Pete. "Mengingat fakta bahwa hanya Mrs. Henderson dan polisi yang tahu detail
terjadinya kejahatan itu, mungkin ada baiknya kau memberi tahu kami bagaimana kau tahu
kartu nama kami ditemukan di tempat kejadian."
Muka Skinny memerah. "Kau kira kau begitu pintarnya, Gendut! Lihat saja nanti!" Ia
mengacungkan jarinya yang kurus ke arah Jupe. "Sebelum hari ini berakhir, kalian bertiga
akan menjadi bahan tertawaan di seluruh Rocky Beach!" Skinny melompat masuk ke
mobilnya dan mundur, meninggalkan kepulan debu. Sambil tertawa dan menjulurkan
lidahnya ke arah anak-anak, ia memacu mobilnya.
Ketika debu telah mereda, Bob menyuarakan pertanyaan yang ada di pikiran mereka
bertiga.
"Bagaimana Skinny bisa tahu tentang kartu nama kita, Jupe?"
Jupiter mengerutkan kening. "Aku tidak yakin namun sepertinya mulut besarnya memberi
implikasi bahwa dialah yang ada di balik pencurian di Pearl's Bakery. Menurutku sekarang
saatnya Trio Detektif mengadakan rapat darurat!"
*****
Jupiter mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja setengah hangus yang terdapat di dalam
markas. "Rapat dimulai. Karena kita semua tahu tentang kejadian mengejutkan yang baru
saja disampaikan kepada kita, mari kita sekarang mulai mendiskusikan para pelaku
potensial."
"Apa katanya?" tanya Pete kepada Bob.
Koleksi Kang Zusi
"Jupe bilang, kita semua tahu apa yang terjadi, maka mari memikirkan siapa yang
mencoba menfitnah kita," kata Bob.
"Oh. Mengapa ia tidak bilang begitu saja?"
Penyelidik pertama yang gempal berdehem dan meletakkan sikunya di atas meja. "Jika
kalian berdua telah selesai berkomedi, kita akan lanjutkan," katanya dengan tidak sabar.
"Skinny Norris telah masuk daftar dengan alasan yang jelas. Bisakah kalian memikirkan kirakira
siapa yang ingin mencemarkan nama baik dan reputasi kita?"
"Wah, Jupe, kita telah menangani begitu banyak kasus ... bisa siapa saja dari seratus
orang!" seru Pete.
"Seratus mungkin agak terlalu berlebihan tapi kita memang telah memperoleh beberapa
musuh," Jupe menghembuskan nafas.
"Mungkinkah Hugenay?" kata Bob bersemangat, "pencuri barang seni dari Prancis yang
kita hadapi dalam Misteri Nuri Gagap dan Misteri Jeritan Jam?"
Jupiter bersandar di kursi putar yang telah diperbaikinya, berkonsentrasi penuh. "Bukan
gayanya," katanya memutuskan. "Selain itu ia sebenarnya membantu kita terakhir kali kita
bertemu. Rasanya tidak mungkin ia jauh-jauh datang kembali ke Rocky Beach hanya untuk
memberi kita masalah. Berikutnya?"
Pete menjentikkan jarinya. "Bagaimana dengan para penjahat yang berusaha mencuri
permata August August, Mata Berapi? Polisi tak pernah menangkap mereka!"
"Hm, jelas suatu kemungkinan," jawab Jupe.
Selama beberapa saat mereka berdiam diri, memikirkan semua kriminal yang pernah
mereka temui selama karir mereka sebagai Trio Detektif. Akhirnya Bob mengangkat tangan
putus asa.
"Oh, kita harus menghadapi kenyataan, teman-teman, daftar ini bisa terus bertambah
panjang!"
"Kau benar, Data. Mari kita lanjutkan," kata Jupiter setuju. "Mengapa seorang penjahat
secara sengaja memilih sebuah toko kue untuk dirampok? Itulah misteri teka-teki
sebenarnya di sini."
"Biar kutambahi!" kata Pete. "Mengapa seseorang mau bersusah payah hanya demi dua
puluh dolar, itulah misteri yang sebenarnya!"
"Awk! Misteri! Awk!" jerit Blackbeard. Blackbeard adalah beo peliharaan mereka yang
mereka dapatkan saat menangani salah satu kasus. Dari sangkar besarnya yang tergantung
di sudut ruangan, burung itu selalu membuat Pete gelisah.
"Diam kau!" seru Pete.
"Jupe, bagaimana kalau kita sudahi saja malam ini?" kata Bob. "Hari ini sungguh
melelahkan dan perutku merasa ini sudah waktunya makan malam."
"Kurasa kau benar, Bob," kata Jupiter menyerah. "Malam ini kita coba pikirkan, siapa saja
yang berusaha memfitnah kita. Besok kau telusuri semua catatan kasus kita, Data. Buatlah
daftar para tersangka yang mungkin, termasuk Skinny, meskipun aku ragu dialah yang kita
cari."
"Baiklah, Jupe," jawab Bob. Remaja bertubuh kecil itu menghilang melalui Lorong Dua,
sebuah tingkap di lantai karavan yang berfungsi sebagai salah satu jalan masuk rahasia ke
markas.
"Dua, besok kau ikuti Skinny dan lihat apa maunya anak itu. Lapor ke markas siangnya."
"Aku harus memotong rumput di rumah tetangga dulu tapi setelah itu akan kuamat-amati
anak itu bagai seekor elang!" kata Pete. "Apa yang akan kau lakukan besok, Pertama?"
"Besok," kata Jupiter dengan dramatis, "Aku ada kencan dengan empat kursi taman yang
sangat berkarat."
Jupiter melambaikan tangan sambil mengunci pangkalan. Ia menyeberang jalan ke rumah
kecil berwarna putih, kediaman Keluarga Jones.
Pete dan Bob bersepeda pulang. Mereka bersama-sama sepanjang sebagian jalan pulang,
membicarakan kejadian mengejutkan hari itu. Ketika matahari musim panas mulai terbenam
Koleksi Kang Zusi
di langit nan ungu, mereka berpisah dan mengambil jalan masing-masing. Tidak ada yang
menyadari kehadiran sebuah sedan hitam yang telah membuntuti mereka secara diam-diam.

Trio Penyamar`3 Detektif (Part 1)


Bab 1
Tamu Kejutan


"Apa kira-kira yang akan terjadi seandainya dulu aku memutuskan untuk menjadi
seorang kriminal super?" Jupiter Jones berspekulasi.

Pada hari yang panas itu ia dan Pete Crenshaw sedang duduk di keteduhan bengkel
Jupiter yang terletak di luar rumah. Mereka sedang sibuk bekerja dengan tumpukan barang bekas terbaru hasil belian Paman Titus, paman Jupiter.

Pete, penyelidik yang tinggi dan berotot, menjatuhkan obeng yang sedang digunakannya
membuka bagian belakang sebuah jam dinding tua. Ia menatap Jupiter dengan mulut
terbuka.

"Apa katamu?"

"Aku bilang, apa kira-kira yang akan terjadi seandainya dulu aku memutuskan untuk
menjadi seorang kriminal super," ulang Jupiter. "Kau ingat rencana para perampok bank
yang menyewa orang-orang kerdil untuk menyamar sebagai kurcaci? Pemimpin perampok itu menawarkan untuk menjadikan aku anak didiknya dan melatihku menjadi penjahat nomor satu. Aku hanya iseng-iseng berpikir apa yang akan terjadi seandainya waktu itu kuterima tawarannya."

"Kemungkinan besar kau sekarang terkurung di Penjara Los Angeles bersama anggota
gang itu yang lain," kata Pete.

"Hm," gumam Jupiter, "aku ingin tahu."

Anak-anak itu sedang bergembira karena sehari sebelumnya mereka mengetahui bahwa
mereka akan diberi penghargaan oleh Rocky Beach Rotary Club sebagai warga teladan atas jasa-jasa mereka terhadap masyarakat sebagai detektif junior sukarela. Bersama seorang pemenang yang lain mereka akan menerima hadiah sebesar seribu dolar pada suatu acara penghargaan di Balai Kota. Teman mereka, Chief Reynolds, akan bertindak sebagai pembawa acara. Hadiah itu akan mereka bagi tiga, yang berarti masing-masing akan memperoleh hampir seratus enam puluh lima dolar!

"Menurutku seorang penjahat super harus merancang suatu kejahatan super. Sesuatu
yang direncanakan dan dilaksanakan dengan sempurna," kata Jupiter lagi.

"Kau tidak sungguh-sungguh berniat menjadi seorang penjahat kan?!" seru Pete.

"Rasanya sih tidak," Jupiter menyeringai. "Tapi sekali waktu seorang penyelidik yang
bagus harus berpikiran seperti seorang kriminal untuk mengetahui cara mereka berpikir."

"Seandainya aku diberi sepuluh sen setiap kali mendengar kau berkata ...," omongan
Pete terputus dengan kedatangan Bob Andrews, seorang remaja berperawakan kecil dan
berpenampilan seorang kutu buku.

"Hai, Bob. Mengapa begitu lama?"

"Miss Bennett menyuruhku memperbaiki sampul buku-buku tua. Kupikir aku takkan
pernah bisa keluar dari sana." Bob bekerja paruh waktu di Perpustakaan Umum Rocky Beach.

Pekerjaannya itu sungguh berguna dalam melakukan riset-riset untuk kasus-kasus Trio
Detektif.

"Sudahkah kalian memutuskan apa yang hendak kalian lakukan dengan uang hadiah itu?"
Bob bertanya penuh semangat.

"Aku akan menghabiskannya di Magic Mountain!" Pete tertawa.

"Aku akan membeli sepeda baru. Kau, Jupe?"

"Sudah menjadi keputusanku bahwa biro penyelidik kita dapat menginvestasikan
penghargaan finansial itu pada sebuah komputer," jawab Jupiter. "Paling tidak sebagai uang mukanya."

"Saudara-saudara, serahkan saja pada Jupiter Jones untuk bersenang-senang dengan
uang yang demikian banyak!" Pete berkata sinis.

Mereka terus bercakap-cakap dengan antusias tentang apa yang akan mereka lakukan
dengan hadiah itu, sampai terdengar seruan Bibi Mathilda memanggil mereka. Suaranya
bergema di sela-sela tumpukan barang bekas yang sengaja mereka letakkan secara
strategis. Mrs. Jones adalah seorang wanita berbadan besar yang berhati besar pula. Hanya satu yang lebih besar daripada hatinya, kemampuannya menemukan anak-anak malas dan menyuruh mereka bekerja keras. Meskipun Paman Titus yang berburu barang bekas, Bibi Mathildalah yang sesungguhnya menjalankan bisnis barang bekas mereka. Dan kini suaranya menuntut perhatian.

"Jupiter!" serunya. "Di mana lagi kau sekarang? Kau kedatangan tamu. Chief Reynolds
ada di sini mencarimu!" Kemudian ia berpaling untuk melayani seorang pembeli.

Ketiga remaja itu saling berpandangan, terkejut.

"Menurutmu apakah ia lupa memberi tahu sesuatu tentang acara penghargaan itu?"
tanya Bob, melompat turun dari tempatnya duduk di atas mesin cetak.

"Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya!" Jupiter bangkit. "Yuk!"

Mereka berjalan zig-zag melalui sela-sela tumpukan barang bekas menuju suatu gerbang
besar, pintu masuk ke Jones Salvage Yard. Chief Reynolds berdiri menunggu di sana di
sebelah mobil patrolinya. Jupiter segera sadar bahwa petugas polisi itu nampak aneh. Merekasudah cukup lama bekerja sama sehingga Jupiter dapat menyimpulkan dari raut muka Chief Reynolds bahwa ia sedang berada dalam stres.

"Halo, Chief. Sepertinya Anda datang untuk urusan pekerjaan dan bukan tentang
penghargaan," kata Jupiter.

"Tepat sekali, Jupiter. Tapi bagaimana kau bisa menebak, aku tak tahu," Chief Reynolds
menjawab dengan alis terangkat. Bob dan Pete menatap Jupiter dengan kebingungan yang sama.

"Saya selalu berusaha untuk tidak menebak jika jawabannya sudah jelas. Ada yang bisa
kami bantu?"

"Begini, Anak-anak," kata Chief, nampak malu-malu, "ada pencurian di Pearl's Bakery
tadi malam ...."

"Dan Anda ingin kami membantu menemukan pencurinya," kata Pete penuh semangat.
Sudah beberapa minggu berlalu sejak kasus terakhir mereka dan mereka tidak sabar
menunggu misteri selanjutnya.

"Sayangnya tidak, Pete," jawab Chief lambat-lambat. "Begini ... kalian bertiga adalah
tersangka utama!"

"APA?!" mereka berseru serempak.

Bibi Mathilda menjatuhkan sapu yang sedang dipegangnya dan bergegas menghampiri.

"Apa maksudnya semua ini, Sam?!" tukasnya. "Kau kenal baik dengan anak-anak ini, kau
seharusnya lebih tahu!" Wanita berbadan besar itu mendengus dan berjalan menuju ke
kantor. "Titus Andronicus, keluar cepat!"

"Tenang, Mathilda," Chief menenangkannya. "Aku yakin ada penjelasan yang masuk
akal."

Sementara Chief Reynolds berusaha meredakan amarah bibi Jupiter, Titus Jones berjalan menuju gerbang utama. Mr. Jones adalah seorang lelaki pendek dengan hidung besar dan kumis yang lebih besar lagi. Matanya berbinar-binar sembari ia mengisap pipa di sela-sela bibirnya. "Ada masalah apa, Sam?" tanyanya tenang.

"Pearl's Bakery dimasuki pencuri semalam," ulang Chief. "Kami tidak punya petunjuk apa-apa ... kecuali ini." Ia menunjukkan selembar kartu nama milik anak-anak itu, tersegel dalam sebuah kantong plastik tempat barang bukti.

"Oh, itu salah satu kartu nama dari klub kalian, Anak-anak!" Mrs. Jones menahan nafas. Mathilda Jones tahu bahwa anak-anak mengadakan rapat secara teratur tapi ia tidak pernah sadar bahwa mereka adalah penyelidik serius yang telah membantu memecahkan beberapa peristiwa kejahatan nyata. Tak peduli berapa kali Jupe memberi tahunya, ia tetap menganggap perusahaan mereka sebuah klub.

Sementara itu Jupiter mengamat-amati kartu di tangan Chief dengan seksama dan mencubiti bibir bawahnya ... suatu tanda bahwa otaknya sedang berputar kencang.

"Boleh saya lihat, sir?" tanyanya.

Chief menyerahkan kantong barang bukti dengan kartu di dalamnya. Jupiter menatapnya selama beberapa menit. Ia membaliknya dan memandang bagian belakang, lalu kembali ke bagian muka. Bob dan Pete mendekat dan ikut memandang melalui bahu Jupiter.

Tulisannya:
TRIO DETEKTIF
"Kami Menyelidiki Apa Saja"
? ? ?
Penyelidik Pertama...........Jupiter Jones
Penyelidik Kedua............Peter Crenshaw
Catatan dan Riset..............Bob Andrews


"Waduh! Ada pencuri menjatuhkan kartu nama kita!" seru Pete.

"Anda bilang ini ditemukan di lokasi kejahatan?" tanya Jupiter sambil mengerutkan
kening.

"Tepat sekali, Jupiter," jawab Chief. "Tepat di sebelah mesin kasir yang kosong. Pearl -- Mrs. Henderson, pemiliknya, baru saja memasang seperangkat sistem pengaman yang canggih dua minggu lalu. Menurutnya ia sering membuat roti sampai larut malam dan harus bekerja sendirian. Tidak mudah bagi seorang pencuri untuk membobol sistem itu. Sekarang Pearl sangat cemas."

"Pencuri itu hanya mengambil uang dari mesin kasir?" tanya Jupiter, agak heran. "Tidak ada lagi yang dicuri atau dirusak?"

"Tidak satupun. Dan inilah yang lucu," Chief nampak tegang. Hari yang panas serasa semakin panas dan Chief melonggarkan dasinya dan membuka kancing kerahnya.

"Menurut Pearl tidak ada peralatan yang dirusak dan bahkan tidak ada satu donat pun yang diambil. Dan ia sangat yakin bahwa di dalam mesin kasir hanya ada dua puluh dolar!"