BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 16 Juli 2010

Trio Penyamar`3 Detektif (Part 1)


Bab 1
Tamu Kejutan


"Apa kira-kira yang akan terjadi seandainya dulu aku memutuskan untuk menjadi
seorang kriminal super?" Jupiter Jones berspekulasi.

Pada hari yang panas itu ia dan Pete Crenshaw sedang duduk di keteduhan bengkel
Jupiter yang terletak di luar rumah. Mereka sedang sibuk bekerja dengan tumpukan barang bekas terbaru hasil belian Paman Titus, paman Jupiter.

Pete, penyelidik yang tinggi dan berotot, menjatuhkan obeng yang sedang digunakannya
membuka bagian belakang sebuah jam dinding tua. Ia menatap Jupiter dengan mulut
terbuka.

"Apa katamu?"

"Aku bilang, apa kira-kira yang akan terjadi seandainya dulu aku memutuskan untuk
menjadi seorang kriminal super," ulang Jupiter. "Kau ingat rencana para perampok bank
yang menyewa orang-orang kerdil untuk menyamar sebagai kurcaci? Pemimpin perampok itu menawarkan untuk menjadikan aku anak didiknya dan melatihku menjadi penjahat nomor satu. Aku hanya iseng-iseng berpikir apa yang akan terjadi seandainya waktu itu kuterima tawarannya."

"Kemungkinan besar kau sekarang terkurung di Penjara Los Angeles bersama anggota
gang itu yang lain," kata Pete.

"Hm," gumam Jupiter, "aku ingin tahu."

Anak-anak itu sedang bergembira karena sehari sebelumnya mereka mengetahui bahwa
mereka akan diberi penghargaan oleh Rocky Beach Rotary Club sebagai warga teladan atas jasa-jasa mereka terhadap masyarakat sebagai detektif junior sukarela. Bersama seorang pemenang yang lain mereka akan menerima hadiah sebesar seribu dolar pada suatu acara penghargaan di Balai Kota. Teman mereka, Chief Reynolds, akan bertindak sebagai pembawa acara. Hadiah itu akan mereka bagi tiga, yang berarti masing-masing akan memperoleh hampir seratus enam puluh lima dolar!

"Menurutku seorang penjahat super harus merancang suatu kejahatan super. Sesuatu
yang direncanakan dan dilaksanakan dengan sempurna," kata Jupiter lagi.

"Kau tidak sungguh-sungguh berniat menjadi seorang penjahat kan?!" seru Pete.

"Rasanya sih tidak," Jupiter menyeringai. "Tapi sekali waktu seorang penyelidik yang
bagus harus berpikiran seperti seorang kriminal untuk mengetahui cara mereka berpikir."

"Seandainya aku diberi sepuluh sen setiap kali mendengar kau berkata ...," omongan
Pete terputus dengan kedatangan Bob Andrews, seorang remaja berperawakan kecil dan
berpenampilan seorang kutu buku.

"Hai, Bob. Mengapa begitu lama?"

"Miss Bennett menyuruhku memperbaiki sampul buku-buku tua. Kupikir aku takkan
pernah bisa keluar dari sana." Bob bekerja paruh waktu di Perpustakaan Umum Rocky Beach.

Pekerjaannya itu sungguh berguna dalam melakukan riset-riset untuk kasus-kasus Trio
Detektif.

"Sudahkah kalian memutuskan apa yang hendak kalian lakukan dengan uang hadiah itu?"
Bob bertanya penuh semangat.

"Aku akan menghabiskannya di Magic Mountain!" Pete tertawa.

"Aku akan membeli sepeda baru. Kau, Jupe?"

"Sudah menjadi keputusanku bahwa biro penyelidik kita dapat menginvestasikan
penghargaan finansial itu pada sebuah komputer," jawab Jupiter. "Paling tidak sebagai uang mukanya."

"Saudara-saudara, serahkan saja pada Jupiter Jones untuk bersenang-senang dengan
uang yang demikian banyak!" Pete berkata sinis.

Mereka terus bercakap-cakap dengan antusias tentang apa yang akan mereka lakukan
dengan hadiah itu, sampai terdengar seruan Bibi Mathilda memanggil mereka. Suaranya
bergema di sela-sela tumpukan barang bekas yang sengaja mereka letakkan secara
strategis. Mrs. Jones adalah seorang wanita berbadan besar yang berhati besar pula. Hanya satu yang lebih besar daripada hatinya, kemampuannya menemukan anak-anak malas dan menyuruh mereka bekerja keras. Meskipun Paman Titus yang berburu barang bekas, Bibi Mathildalah yang sesungguhnya menjalankan bisnis barang bekas mereka. Dan kini suaranya menuntut perhatian.

"Jupiter!" serunya. "Di mana lagi kau sekarang? Kau kedatangan tamu. Chief Reynolds
ada di sini mencarimu!" Kemudian ia berpaling untuk melayani seorang pembeli.

Ketiga remaja itu saling berpandangan, terkejut.

"Menurutmu apakah ia lupa memberi tahu sesuatu tentang acara penghargaan itu?"
tanya Bob, melompat turun dari tempatnya duduk di atas mesin cetak.

"Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya!" Jupiter bangkit. "Yuk!"

Mereka berjalan zig-zag melalui sela-sela tumpukan barang bekas menuju suatu gerbang
besar, pintu masuk ke Jones Salvage Yard. Chief Reynolds berdiri menunggu di sana di
sebelah mobil patrolinya. Jupiter segera sadar bahwa petugas polisi itu nampak aneh. Merekasudah cukup lama bekerja sama sehingga Jupiter dapat menyimpulkan dari raut muka Chief Reynolds bahwa ia sedang berada dalam stres.

"Halo, Chief. Sepertinya Anda datang untuk urusan pekerjaan dan bukan tentang
penghargaan," kata Jupiter.

"Tepat sekali, Jupiter. Tapi bagaimana kau bisa menebak, aku tak tahu," Chief Reynolds
menjawab dengan alis terangkat. Bob dan Pete menatap Jupiter dengan kebingungan yang sama.

"Saya selalu berusaha untuk tidak menebak jika jawabannya sudah jelas. Ada yang bisa
kami bantu?"

"Begini, Anak-anak," kata Chief, nampak malu-malu, "ada pencurian di Pearl's Bakery
tadi malam ...."

"Dan Anda ingin kami membantu menemukan pencurinya," kata Pete penuh semangat.
Sudah beberapa minggu berlalu sejak kasus terakhir mereka dan mereka tidak sabar
menunggu misteri selanjutnya.

"Sayangnya tidak, Pete," jawab Chief lambat-lambat. "Begini ... kalian bertiga adalah
tersangka utama!"

"APA?!" mereka berseru serempak.

Bibi Mathilda menjatuhkan sapu yang sedang dipegangnya dan bergegas menghampiri.

"Apa maksudnya semua ini, Sam?!" tukasnya. "Kau kenal baik dengan anak-anak ini, kau
seharusnya lebih tahu!" Wanita berbadan besar itu mendengus dan berjalan menuju ke
kantor. "Titus Andronicus, keluar cepat!"

"Tenang, Mathilda," Chief menenangkannya. "Aku yakin ada penjelasan yang masuk
akal."

Sementara Chief Reynolds berusaha meredakan amarah bibi Jupiter, Titus Jones berjalan menuju gerbang utama. Mr. Jones adalah seorang lelaki pendek dengan hidung besar dan kumis yang lebih besar lagi. Matanya berbinar-binar sembari ia mengisap pipa di sela-sela bibirnya. "Ada masalah apa, Sam?" tanyanya tenang.

"Pearl's Bakery dimasuki pencuri semalam," ulang Chief. "Kami tidak punya petunjuk apa-apa ... kecuali ini." Ia menunjukkan selembar kartu nama milik anak-anak itu, tersegel dalam sebuah kantong plastik tempat barang bukti.

"Oh, itu salah satu kartu nama dari klub kalian, Anak-anak!" Mrs. Jones menahan nafas. Mathilda Jones tahu bahwa anak-anak mengadakan rapat secara teratur tapi ia tidak pernah sadar bahwa mereka adalah penyelidik serius yang telah membantu memecahkan beberapa peristiwa kejahatan nyata. Tak peduli berapa kali Jupe memberi tahunya, ia tetap menganggap perusahaan mereka sebuah klub.

Sementara itu Jupiter mengamat-amati kartu di tangan Chief dengan seksama dan mencubiti bibir bawahnya ... suatu tanda bahwa otaknya sedang berputar kencang.

"Boleh saya lihat, sir?" tanyanya.

Chief menyerahkan kantong barang bukti dengan kartu di dalamnya. Jupiter menatapnya selama beberapa menit. Ia membaliknya dan memandang bagian belakang, lalu kembali ke bagian muka. Bob dan Pete mendekat dan ikut memandang melalui bahu Jupiter.

Tulisannya:
TRIO DETEKTIF
"Kami Menyelidiki Apa Saja"
? ? ?
Penyelidik Pertama...........Jupiter Jones
Penyelidik Kedua............Peter Crenshaw
Catatan dan Riset..............Bob Andrews


"Waduh! Ada pencuri menjatuhkan kartu nama kita!" seru Pete.

"Anda bilang ini ditemukan di lokasi kejahatan?" tanya Jupiter sambil mengerutkan
kening.

"Tepat sekali, Jupiter," jawab Chief. "Tepat di sebelah mesin kasir yang kosong. Pearl -- Mrs. Henderson, pemiliknya, baru saja memasang seperangkat sistem pengaman yang canggih dua minggu lalu. Menurutnya ia sering membuat roti sampai larut malam dan harus bekerja sendirian. Tidak mudah bagi seorang pencuri untuk membobol sistem itu. Sekarang Pearl sangat cemas."

"Pencuri itu hanya mengambil uang dari mesin kasir?" tanya Jupiter, agak heran. "Tidak ada lagi yang dicuri atau dirusak?"

"Tidak satupun. Dan inilah yang lucu," Chief nampak tegang. Hari yang panas serasa semakin panas dan Chief melonggarkan dasinya dan membuka kancing kerahnya.

"Menurut Pearl tidak ada peralatan yang dirusak dan bahkan tidak ada satu donat pun yang diambil. Dan ia sangat yakin bahwa di dalam mesin kasir hanya ada dua puluh dolar!"

0 komentar: